Penyambung Lidah Masyarakat !
Dikala terik mentari menyengat raga.
Kalian tetap tegak dan berkumandang lantang tanpa gentar.
Menyerukan pengharapan pd Sang Maha Kuasa yg menyebut diri WAKIL RAKYAT.
Berkobar semangat hingga emosi mengalahkan terik mentari.
Lalu lalang kendaraan, bak irama yg yg berngiang-ngiang di telinga.
Menambah kobaran emosi yg blm juga di dengar.
Yah, utk mereka YANG DUDUK SAMBIL DISKUSI.
Ntah bersungguh-sungguhkah, atau katanya saja?
Tak sampai disitu saja.
Cucuran keringat menjadi cambuk handa.
Membasahi raga bak hujan kala terik mentari yg menyengat.
Yah, inilah kita PENYAMBUNG LIDAH MASYARAKAT.
Aku, Anda dan mereka, kita smw sama.
Sama, menjadi penyambung lidah utk masyarakat yg tak di kenal.
Kumandangkan isi hati dan pikiran.
TAPI, tapi ingatlah kita penyambung lidah yg INTELEKTUAL dan Berpendidikan.
Tunjukan wibawa, bukan Tindakam anarkis yg membara.
Kalian tetap tegak dan berkumandang lantang tanpa gentar.
Menyerukan pengharapan pd Sang Maha Kuasa yg menyebut diri WAKIL RAKYAT.
Berkobar semangat hingga emosi mengalahkan terik mentari.
Lalu lalang kendaraan, bak irama yg yg berngiang-ngiang di telinga.
Menambah kobaran emosi yg blm juga di dengar.
Yah, utk mereka YANG DUDUK SAMBIL DISKUSI.
Ntah bersungguh-sungguhkah, atau katanya saja?
Tak sampai disitu saja.
Cucuran keringat menjadi cambuk handa.
Membasahi raga bak hujan kala terik mentari yg menyengat.
Yah, inilah kita PENYAMBUNG LIDAH MASYARAKAT.
Aku, Anda dan mereka, kita smw sama.
Sama, menjadi penyambung lidah utk masyarakat yg tak di kenal.
Kumandangkan isi hati dan pikiran.
TAPI, tapi ingatlah kita penyambung lidah yg INTELEKTUAL dan Berpendidikan.
Tunjukan wibawa, bukan Tindakam anarkis yg membara.
Komentar
Posting Komentar