KELUARGAMU LEBIH DARI NYAWAMU !

*Ketika Pentingnya Keluargamu, Mengalahkan Pentingnya Menjaga Nyawamu!*

Sabtu, 20 Oktober 2018, pukul 10.17 menit lewat sekian  detik.
Rasa gelisah dan pasrah bersatu dalam tawadhu ku berserah padaNya.
Shubu berlalu, segala aktivitaspun satu demi satu tersapu.
Lekas ku beranjak dari kamar berlampu kerlap kerlip andalanku.
Mengambil ayunan andalan ( hammuk) hadiah dari adik laki-lakiku, ku ambil pula sebotol air minum dari lemari pendingin & sebiji roti dari warung kecil Ibunda yg terkasih, tak lupa hal yg utama, "2 buah buku usang yg ntah  sudah seberapa kali ku tamatkan".
Bergegas berjalan ke halaman rumah, menyapa lelaki 43 tahun yg sedang asik meminum kopi  diselingi mengisap rokok surya yang sepertinya sedikit lagi pupus  terbakar.
Pria itu menawarkan untuk menginat ayunan yang ku bawa, katanya "Sini saya ikat".
Dengan wajah sumbringan segera ku berikan "Tabe.
Singkatnya, setelah itu ku naiki ayunanku, membaca buku & mendengar lagu kesukaanku.

Kreekkk, kreeek, kreek. Kurang lebih begitu suaranya "Ini suara bunyi amplasan kasar dari seorang pria paru baya yg tengah menggosok sisa cet di menara masjid setinggi 20 meter.
Pandanganku teralih seketika, mengerutkan kening karena mataku terlalu silau terkena bias mentari yg sedikit lagi menuju siang.

"35jt untuk cet menara masjid saja, mahalnya dik", begitu sahutan si Ibu tetangga dekatku.
Pria ini menjawab "Yek, 35jt pertaruhkan nyawa!", Begitu balasan untuk sahutan Si Ibu berbaju biru.

Aku tertampar seketika! !Sesaat setelah seorang pria yg baru saja genap berusia 43 tahun itu berkata "35jt pertaruhkan nyawa!". Itu ketika "Pentingnya keluargamu mengalahkan pentingnya menjaga nyawamu!*.

Si Ibu berlalu, sembari menelan pahit akibat dari ucapannya itu. ||

Aku termangu, diam seribu bahasa, seolah aku belum memberikan apa-apa yang bernilai untuk orang-orang yang ku cinta "Terkhusus untuk keluargaku".
Sementara usiaku sebentar lagi masuk 23 tahun, yang sisa 2 bulan 14 hari lagi.

Dalam hatiku berkata "Buku-buku yang ku baca seolah tidak ada apa-apanya, tidak ada nilainya, sesaat setelah pria itu berkata tentang "PENTINGNYA KELUARGA & NYAWA!".

Pria itu Bapakku "Dank Mileku".
Terima kasih Ayah.
Terima kasih untuk "Celetupanmu beberapa menit lalu".
Mungkin itu terinspirasi dari nikmatnya seruputan kopi hitam buatan Wanita Termegahmu "Ibundaku" yang saat ini tidak pernah kau sisakan untukku lagi, bukan karena kau kikir, tapi karena kau tau bahwa sisa kopimu itu tidak lagi baik untukku, anak sulungmu.

Terima kasih untuk semua perjuangan, pengorbanan, kebohongan & keihklasan untuk menjalankan tanggung jawab yang telah Tuhan wajibkan padamu untuk kami "KELUARGAMU". πŸ’¦πŸ’™πŸ™
The real hero, Dank Mileku. Semoga Allah memuliakanmu.

Terima kasih untuk 22 tahun 9 bulanku & utk 21 tahun sebelum kelahiranku.
Laki-laki hebat ku, The Real Hero ku, Cinta Pertamaku.

#TrueStory
#SAHARUDDIN DG MILE
#JENEPONTO, 06 September 1975

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEJUANG AMPLOP/MAP COKLAT "PELAMAR KERJA"

PANJANG UMUR PERJUANGAN 🌹

Waktu Yang Kelewatan πŸ•°️ & Manusia Yang Berlebihan πŸ’¦