Ibu, Aku Belum Dewasa (Feeling Down) 💦🍂
Ibu, Aku Belum Dewasa.
Feeling down,
Seketika aku terpuruk,
Jatuh, dalam, tersayat dan penuh kuka lebam,
Ntah dunia yang terlalu kejam,
Ataukah waktu yang tak berperasaan,
Maaf Ibu,
Anakmu belum dewasa, kalah oleh waktu
Aku jatuh Ibu, tertatih mengaku kalah pada kondisi,
Ahh sulit aku menerima ini, aku kalah, lagi.
Maaf Ibu,
Anakmu belum dewasa, kalah oleh sandiwara dunia fana,
Jangankan menentukan pilihan masa depan,
Memilih ingin makan apa saja, aku sering kali salah,
Ibu, dunia & waktu berhasil mengurungku.
Aku tak berdaya,
Seperti terhempas keras jatuh jauh kebawah,
Setara dengan daratan rendah, kerak bumi yang terinjak-injak oleh kaki-kaki dunia,
Ibu aku lelah, aku lelah, aku ingin menjadi balita saja,
Bahuku berat Ibu, terlalu ku rasa,
Aku kalah, aku kalah, aku kalah,
Anak yang dibanggakan oleh Bapak ini kalah, aku payah
Anak yang dibanggakan oleh adik-adikku ini kalah, aku payah
Maaf Ibu,
Aku belum dewasa, kalah oleh sandiwara dunia fana,
Aku ingin pulang saja, ke pangkuanmu atau langsung ke Sang Penciptaku saja,
Tapi aku juga malu, jika pulang membungkus diri dengan dosa,
Bergelar pecundang yang payah,
Kembali ku hamburkan memoryku yang sudah terporak-porandakan,
Ku temui 1 petuah dari Bapak, si Tuanku di kehidupan,
Bahwa (SEMUA HAL ITU BERESIKO NAK), Makan Saja Beresiko, Apalagi Cari Makan !
Ternyata, aku bukannya kalah dari apa yang terlihat oleh mata,
Tapi aku kalah karena tekadku yang belum cukup ku asah oleh krikil, duri & batu,
Ternyata, ahh baiklah AKU HANYA LELAH,
Bukan berarti kalah, tapi aku hanya butuh jeda.
Mungkin cukup dengan meminum sisa kopi di cangkir Bapak nanti, itu jeda ternikmat di dunia fana.
Ibu, aku telah dewasa.
Bapak, aku telah dewasa.
Adik-adikku, kakakmu telah dewasa.
Akan ku buktikan itu, SEMUA DEMI TANPA TAPI.
.Mksr, 02 Januari 2019.
IG : @hm0.4 / @coretanku04
Feeling down,
Seketika aku terpuruk,
Jatuh, dalam, tersayat dan penuh kuka lebam,
Ntah dunia yang terlalu kejam,
Ataukah waktu yang tak berperasaan,
Maaf Ibu,
Anakmu belum dewasa, kalah oleh waktu
Aku jatuh Ibu, tertatih mengaku kalah pada kondisi,
Ahh sulit aku menerima ini, aku kalah, lagi.
Maaf Ibu,
Anakmu belum dewasa, kalah oleh sandiwara dunia fana,
Jangankan menentukan pilihan masa depan,
Memilih ingin makan apa saja, aku sering kali salah,
Ibu, dunia & waktu berhasil mengurungku.
Aku tak berdaya,
Seperti terhempas keras jatuh jauh kebawah,
Setara dengan daratan rendah, kerak bumi yang terinjak-injak oleh kaki-kaki dunia,
Ibu aku lelah, aku lelah, aku ingin menjadi balita saja,
Bahuku berat Ibu, terlalu ku rasa,
Aku kalah, aku kalah, aku kalah,
Anak yang dibanggakan oleh Bapak ini kalah, aku payah
Anak yang dibanggakan oleh adik-adikku ini kalah, aku payah
Maaf Ibu,
Aku belum dewasa, kalah oleh sandiwara dunia fana,
Aku ingin pulang saja, ke pangkuanmu atau langsung ke Sang Penciptaku saja,
Tapi aku juga malu, jika pulang membungkus diri dengan dosa,
Bergelar pecundang yang payah,
Kembali ku hamburkan memoryku yang sudah terporak-porandakan,
Ku temui 1 petuah dari Bapak, si Tuanku di kehidupan,
Bahwa (SEMUA HAL ITU BERESIKO NAK), Makan Saja Beresiko, Apalagi Cari Makan !
Ternyata, aku bukannya kalah dari apa yang terlihat oleh mata,
Tapi aku kalah karena tekadku yang belum cukup ku asah oleh krikil, duri & batu,
Ternyata, ahh baiklah AKU HANYA LELAH,
Bukan berarti kalah, tapi aku hanya butuh jeda.
Mungkin cukup dengan meminum sisa kopi di cangkir Bapak nanti, itu jeda ternikmat di dunia fana.
Ibu, aku telah dewasa.
Bapak, aku telah dewasa.
Adik-adikku, kakakmu telah dewasa.
Akan ku buktikan itu, SEMUA DEMI TANPA TAPI.
.Mksr, 02 Januari 2019.
IG : @hm0.4 / @coretanku04
Komentar
Posting Komentar